Selasa, 27 Desember 2011

TUGAS 3 BAHASA INDONESIA 2 "PENULISAN ILMIAH"


UNIVERSITAS GUNADARMA





GunDar - 02




PERKEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PT. BANK UOB INDONESIA Tbk
DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA PARA NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI DSS TOOL


      Nama                     : Dwi Risnawati
      NPM                      : 17110122
      Kelas                      : 5 KA 20
      Jurusan                 : Sistem Informasi / S1
      Mata Kuliah          : Bahasa Indonesia2
      Dosen                     : Sangsang Sangabakti

 
 















MAKALAH

Ditulis Untuk Melengkapi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia2
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011

 
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAKSI....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I     : PENDAHULUAN............................................................................ 1
                   1.1.   Latar Belakang.......................................................................... 1
                   1.2.   Tujuan Penulisan........................................................................ 2
                   1.3.   Metode Pengumpulan Data....................................................... 2

BAB II   :  PEMBAHASAN............................................................................... 3
                   2.1.   Definisi Dss............................................................................... 3
2.2.   Jenis Dss.................................................................................... 3
2.3.   Tujuan Dss................................................................................. 4
2.4.   Manfaat Dss Bagi Perusahaan................................................... 5
2.5.   Sejarah DSS (Decision Support System)................................... 6
2.6.   Faktor Pendukung DSS (Decision Support System)................. 6
2.7.   Pembuat Keputusan................................................................... 6
2.8.   Contoh Kasus dan Penggunaan DSS Pada
PT. BANK UOB INDONESIA Tbk Sebagai Solusinya.......... 9

BAB III  :  PENUTUP......................................................................................... 13
                   3.1.   Kesimpulan Makalah................................................................. 13
                  
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14


ABSTRAKSI

Dwi Risnawati, 17110122.
PERKEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PT. BANK UOB INDONESIA Tbk DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA PARA NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI DSS TOOL
MAKALAH. Jurusan Sistem Informasi / S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma, 2011.
Kata Kunci : Sistem penunjang keputusan, PT. BANK UOB INDONESIA Tbk, DSS

(x + 14)

            Penulisan ini menjelaskan perkembangan sistem penunjang keputusan PT. BANK UOB INDONESIA Tbk dalam meningkatkan kemampuan bersaing melalui peningkatan kualitas layanan pemberian kredit bagi nasabah. PT. BANK UOB INDONESIA Tbk tetap fokus pada kapasitas jaringan kantor, sumber daya manusia dan teknologi informasi. perbankan terus kami kembangkan untuk mewujudkan impian kami menjadikan UOB Buana sebagai bank terkemuka dan terpecaya dalam melayani Nasabah skala kecil-menengah tumbuh berkesinambungan dengan predikat bank sehat..


           






Daftar Pustaka : (1995-2011)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
PT. BANK UOB INDONESIA Tbk didirikan pada tanggal 31 Agustus 1956 dan mulai beroperasi sebagai bank umum sejak tanggal 1 Nopember 1956.
Bergabung dengan PT Bank Pembinaan Nasional – Bandung pada tahun 1972, PT Bank Kesejahteraan Masyarakat – Semarang pada tahun 1974 dan PT Bank Aman Makmur – Jakarta pada tahun 1975.
Pada Tanggal 19 Januari 2007 melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menyetujui pergantian nama dari PT Bank Buana Indonesia Tbk menjadi PT Bank UOB Buana Tbk. (UOB Buana) dan Efektif pada tanggal 9 Maret 2007.
Sejak awal berdiri PT. BANK UOB INDONESIA Tbk berusaha untuk selalu memfokuskan pelayanannya kepada Nasabah yang merupakan pedagang eceran, distributor dan perindustrian dengan skala usaha kecil-menengah. Sektor ini terbukti merupakan sektor ekonomi yang paling dinamis dan mampu bertahan serta berkembang pada saat perekonomian paling sulit sekalipun.
Komitmen PT. BANK UOB INDONESIA Tbk pada pilihan ini membuktikan bahwa PT. BANK UOB INDONESIA Tbk mampu melewati masa-masa sulit yang pernah dialami perbankan nasional dan bahkan mampu tumbuh berkesinambungan.
Kapasitas jaringan kantor, sumber daya manusia dan teknologi informasi. perbankan terus dikembangkan untuk mewujudkan impian menjadikan PT. BANK UOB INDONESIA Tbk sebagai bank terkemuka dan terpecaya dalam melayani Nasabah skala kecil-menengah tumbuh berkesinambungan dengan predikat bank sehat.




1.2 Tujuan Penulisan           
Makalah ini membahas tentang peningkatan kualitas layanan pemberian kredit bagi nasabah pada PT. BANK UOB INDONESIA Tbk dengan menggunakan DSS(Decision Support System), adapun tujuan dari Makalah ini yaitu:
1.      Mendefinisikan  DSS (Decision Support System)
2.      Mendefinisikan Jenis DSS
3.      Mendefinisikan Tujuan DSS
4.      Mendefinisikan Manfaat DSS bagi Perusahaan
5.      Mendefinisikan Sejarah DSS (Decision Support System)
6.      Mendefinisikan Faktor Pendukung DSS
7.      Mendefinisikan Pembuat Keputusan
8.      Contoh Kasus dan Penggunaan DSS pada PT. BANK UOB INDONESIA Tbk Sebagai Solusinya
9.      Kesimpulan dari Makalah

1.3 Metode Pengumpulan Data
Makalah ini dapat tersusun dengan cara mengumpulkan data-data atau Informasi-informasi baru (update) pada internet dan Buku Pengetahuan Komputer.




BAB II
                                           PEMBAHASAN

2.1 Definisi DSS
DSS (Decision Support System) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tool) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambil keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. DSS merupakan problem solveryang dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan laporan-laporanyang periodik dan output dari model matematika. Model matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat mengambil keputusannya menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam presentasi).
DSS digunakan manajer untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi struktur.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka
2.2 Jenis DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS diakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi  enam jenis DSS, yaitu :
1.      Retrive information element (mengambil elemen informasi)
2.      Analyze enteries fles (menganalisis semua file)
3.      Prepare report form multiple files(menyiapkan laporan standart dari beberapa files)
4.      Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5.      Propose decision (mengusulkan keputusan)
6.      Make decisions (membuat keputusan)
DSS tersusun atas komponen sebagai berikut:
1.  Database yaitu kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah diolah oleh program komputer. Data yang digunakana adalah data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base : merupakan kumpulan pengetahuan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat dipahami oleh komputer. termasuk di dalamnya tujuan daripermasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait,batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.
3. Software System : merupakan program utama dalam suatu DSS yang mengendalikan keseluruhan sistem.
4. Antar muka (user interface) : adalah tampilan program komputer.

2.3 Tujuan DSS
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
1.      Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
2.      Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut.
3.      Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efesiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

2.4 Manfaat DSS Bagi Perusahaan
1.      Meningkatkan efisiensi pribadi
2.      Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah kemajuan dalam sebuah organisasi)
3.      Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4.      Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan
5.      Meningkatkan pengendalian organisasi
6.      Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan
7.      Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisi
8.      Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan keputusan
9.      Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
·         Kebutuhan akan informasi yang akurat.
·         DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
·         Kebutuhan akan informasi baru.
·         Manajemen diamanahi DSS.
·         Penyediaan informasi yang tepat waktu.
·         Pencapaian pengurangan biaya.

10.  Membantu mengotomasikan proses manajerial.
11.  Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
12.  Mengurangi kebutuhan akan training.
13.  Meningkatkan kontrol manajemen.
14.  Memfasilitasi komunikasi.
15.  Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
16.  Mengurangi biaya.
17.  Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.

2.5 Sejarah DSS (Decision Support System)
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time sharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya professor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony menggunakan istilah Strategic Planning, Managemen control dan operational control (perencanaan startegis, control manajemen)

2.6 Faktor Pendukung DSS (Decision Support System)
a)      Sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.
b)      Mudah digunakan (user friendly).
c)      Memunginkan pembuatan simulasi,proses memungkinkan pembuatan simulasi, proses  trial-end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.
2.7 Pembuat Keputusan
Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan keputusan yaitu Simon dan Mintzberg.


1.      Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan tahun 1977, Simon menguraikan istilah keputusan menjadi keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram.
a.       Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah ditetapkan untuk menanganinya sehingga ia di anggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.
b.      Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tidak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram atau tak terprogram sangatlah penting, karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain ialah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
·         Aktivitas intelegasi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan.
·         Aktivitas Design, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.
·         Aktivitas Pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.
·         Aktivitas Peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan




    2. Keputusan Menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori yaitu interpersonal, informasional, desisional.
Peranan informasional mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.
Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :
1.      Pengusaha,ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanat diabadikan sebagai organisasi.
2.      Orang yang menangani gangguan, ketika manajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
3.      Pengalokasikan sumber, dengan peranan sebagai pengalokasian sumber (resorce allocator),manajer diharapkan mampu menentukkan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.
4.      Nagasiator, dalam peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mnegatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat kerja.
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar yaitu:
1.      Database
2.      Model Base
3.      Software System
Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika). Software system setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer . melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jamlembur karyawan, dan lain sebagainya.

2.8 Contoh Kasus dan Penggunaan DSS Pada PT. BANK UOB INDONESIA Tbk Sebagai Solusinya
Permasalahan dalam dunia perbankan adalah masalah finansial. Semua lembaga-lembaga keuangan dan perbankan, termasuk bank-bank umum, merupakan perantara atau dealer kredit atau pinjaman. Lembaga-lembaga ini memberikan pinjaman dari dana-dana yang disetorkan kepadanya. Caranya adalah dengan memberikan pinjaman memperoleh obligasi, surat utang, atau akta kredit. Lembaga-lembaga ini berfungsi sebagai perantara finansial antara penabung dan investor.
Bank umum menghimpun atau menerima dana  jangka pendek berupa giro dan deposito dan digunakan untuk memberi kredit jangka pendek untuk memperoleh penghasilan. Munculnya kebijakan deregulasi perbankan tahun 1988 telah memberikan dampak yang sangat luas terhadap perkembangan dunia perbankan pada saat itu. Dengan kebijakan perbankan tersebut telah mengalihkan perhatian dunia perbankan dari peranan bank yang bersifat agent of development menjadi bank yang mengarah pada komersial.
Peranan bank dewasa ini lebih mengarah sebagai lembaga financial intermediary dan keadaan ini telah berjalan sangat efektif sehingga masyarakat dapat memilih bank yang dapat memberikan kompensasi lebih baik terhadap simpanannya.
Sesuai dengan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempunaan dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998).
Sesuai dengan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 menegaskan kredit diartikan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Obyek penelitian ini mencakup seluruh PT. BANK UOB INDONESIA Tbk di Indonesia, namun tidak dilakukan terhadap seluruh populasi tetapi berdasarkan sampel. Dalam hal ini sampel yang diambil secara purposive sebagai responden penelitian merupakan manajemen Kantor Pusat PT. BANK UOB INDONESIA Tbk yang ada di dalam terdaftar di website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Penelitian ini dilakukan dengan metode angket dimana metode ini dilakukan dengan jalan memberikan pertanyaan (kuesioner) kepada para 100 manajer PT. BANK UOB INDONESIA Tbk.
Hasil penelitian dengan menggunakan data empiris membuktikan bahwa  kondisi internal PT. BANK UOB INDONESIA Tbk berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi  pemberian kredit. Kondisi internal yang diteliti dalam penelitian ini adalah kondisi  organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada PT. BANK UOB INDONESIA tbk. Kondisi internal PT. BANK UOB INDONESIA tbk meliputi pemasaran dan distribusi, penelitian dan pengembangan, manajemen produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan serta keuangan dan akuntansi.
Analisis terhadap kondisi internal PT. BANK UOB INDONESIA TBK. sebelum merumuskan statu strategi sangat diperlukan karena dengan informasi yang lengkap mengenai kondisi internal PT. BANK UOB INDONESIA tbk, maka  PT. BANK UOB INDONESIA tbk dapat mengeksploitasi seluruh kemampuan maupun ketidak mampuan yang dimiliki sehingga strategi yang dirumuskan dapat lebih efektif dan efisien untuk dilaksanakan. Penelitian yang dilakukan oleh Voordeckers dan Steijvers (2003) menunjukkan bahwa kondisi internal yang ada di dalam perusahaan sangat mempengaruhi terbentuknya strategi yang ada di bagian kredit. Penelitian Fedorenko, Schäfer, dan Talaveran(2007) juga mengungkapkan adanya pengaruh mengenai sistem-sistem yang digunakan oleh bank dalam memberikan kreditnya mempengaruhi strategi-strategi yang dijalankan.

Pengaruh Kondisi Calon Debitur PT. BANK UOB INDONESIA tbk terhadap Strategi Pemberian Kredit.
Hasil pengujian hipotesis kedua yang dilakukan dengan menggunakan data empiris menunjukkan bahwa Kondisi Calon Debitur berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pemberian kredit. Faktor Kondisi Calon Debitur umumnya dikategorikan berdasarkan 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition). Pada prakteknya kelima komponen C tersebut diterjemahkan ke dalam credit rating atau credit scoring sehingga PT. BANK UOB INDONESIA tbk dapat menilai risiko yang akan ditanggungnya pada saat menyalurkan kredit kepada nasabah-nasabahnya.
Berdasarkan informasi mengenai risiko yang dapat dinilai oleh PT. BANK UOB INDONESIA tbk mengenai debitur maka PT. BANK UOB INDONESIA tbk dapat memutuskan strategi pemberian kredit ke nasabah yang bersangkutan berkaitan dengan jumlah pinjaman, suku bunga, dan jatuh tempo.
Hasil penelitian ini semakin memperkuat penelitian yang pernah dilakukan oleh Jiménez , Lopez, dan Saurina (2007) yang menunjukkan bahwa Kondisi Calon Debitur seperti kondisi spesifik debitur dan pasar secara umum turut mampengaruhi manajemen dalam menentukan strategi yang akan dijalankan oleh suatu lembaga keungan. Demikian juga yang diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kyaw (2008) yang juga menunjukkan hal yang sama bahwa Kondisi Calon Debitur menentukan strategi yang ditetapkan oleh bank dalam memberikan kredit kepada debitur.
Dengan DSS / Decission Suport System akan dibangun sistem yang handal untuk digunakan oleh manager PT. BANK UOB INDONESIA TBK. dimana membutuhkan data-data yang telah dijabarkan diatas, diintegrasikan dengan menggunakan database dan prosesnya dengan tampilan interface aplikasi supaya laporan/ keputusan dapat diambil dengan segera.
Pembuatan sistem analisa kredit dimulai dari analisa dan pengamatan terhadap sistem pemberian kredit yang berlaku saat ini yang kemudian dari data yang ada, dilakukan perancangan sistem analisa kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan PT. BANK UOB INDONESIA tbk. Kemudian dari sistem tersebut dibuatlah aplikasi decision support system terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit yang diajukan oleh nasabah.
Sistem analisa kredit yang dibangun memiliki modul yang meliputi aplikasi kredit baru, pembayaran kredit beserta denda bila terjadi keterlambatan, analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan orang yang di-blacklist, dan fasilitas penghitungan perkiraan angsuran terhadap suatu pinjaman, selain itu parameter lain yang digunakan oleh PT. BANK UOB INDONESIA tbk dalam analisa juga dapat dimasukkan ke dalam sistem. Aplikasi ini dapat dibuat dengan menggunakan SQL server 2000 dan Borland Delphi 7.0 atau dengan bahasa pemrograman dan software database lain.
Hasil dari pembuatan aplikasi ini memberikan perhitungan analisa kredit sesuai dengan standart PT. BANK UOB INDONESIA tbk dan kemudahan pengelolahan data permohonan, peminjaman, dan pembayaran kredit dengan melakukan otomatisasi perhitungan angsuran dan denda. Pengujian terhadap hasil sistem dan aplikasi yang dibuat dilakukan dengan pengujian terhadap aplikasi dan pembagian kuestioner penilaian pada pengguna (pemilik dan karyawan PT. BANK UOB INDONESIA tbk). Didapatkan bahwa kepuasan pengguna terhadap keseluruhan aplikasi sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi relatif sudah cukup sesuai dengan kebutuhan.



BAB III
                                                 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Makalah
Kesimpulan dari penulisan makalah ini, yaitu DSS sangat bermanfaat bagi PT. BANK UOB INDONESIA Tbk karena DSS dapat mempermudah PT. BANK UOB INDONESIA Tbk untuk sistem analisa kredit yang dibangun memiliki modul yang meliputi aplikasi kredit baru, pembayaran kredit beserta denda bila terjadi keterlambatan, analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan orang yang di-blacklist, dan fasilitas penghitungan perkiraan angsuran terhadap suatu pinjaman.




DAFTAR PUSTAKA


1.      Chandra Dewi, Faktor yang mempengaruhi Strategi Pemberian Kredit, Program Pasca sarjana Univ. Diponegoro, Semarang..
2.      http://www.dssresources.com/documentation.
3.      http://www.uobgroup.com/documentation.