Minggu, 24 Februari 2019

Dwi Risnawati_NHW#4

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 7

NHW#4 "MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH"



Bismillah..

Menurut Ustadz Harry Santosa, di buku Fitrah Based Education, kita perlu memahami apa peran peradaban kita dulu di awal. Saya meyakini jika orangtua memahami apa peran peradabannya sendiri dan tahu misi spesifik dari Allah SWT untuk dirinya, maka orangtua ini bisa menjadi orangtua yang paham bagaimana mendidik anak-anaknya menuju peran peradabannya masing-masing. Orang tua ini juga kan paham bagaimana bisa mendidik anak dengan berbasis kekuatan fitrah anak.

Setelah selesai NHW#3 yang penuh insight dan aliran rasa yang positif, tepatnya bikin nervous buat saya, karena harus membuat surat cinta ke pasangan, ehem ehem...kini tiba kita melangkah ke NHW#4 yaitu Mendidik dengan Fitrah. Dan ternyata NHW#1 sampai ke 4 ini saling terkait. Bila dilihat kembali di Nice Homework#1 bahwa saya memilih ilmu parenting dan berliterasi yang nantinya apabila ilmu parenting sudah mumpuni akan saya dokumentasikan lewat tulisan dan berharap akan menjadi panduan atau referensi bagi para pendidik. Namun setelah saya telaah kembali dan memprioritaskan ilmu yang paling dibutuhkan oleh diri dan keluarga maka ilmu yang akan saya pelajari di Universitas Kehidupan ini akan saya rubah menjadi ilmu Ibu dan Keluarga. Ilmu Ibu dan Keluarga cakupannya lebih luas, tidak hanya mempelajari seputar dunia anak (parenting) saja namun juga mempelajari yang berkaitan dengan kehidupan diri sendiri, pasangan dan anak-anak dalam semua aspek demi tercapainya visi dan misi keluarga yang diinginkan.

Bila melihat Nice Homework 2 yaitu Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan yang berfungsi sebagai sarana untuk senantiasa terpicu "memantaskan diri" setiap saat, terus terang saya belum konsisten menjalaninya, perlu management waktu yang yang lebih baik lagi terutama pada point rutin membaca buku dan membuat makanan kesukaan untuk anak-anak. Agar checklist Indikaor Profesionalisme berjalan sesuai target, maka untuk beberapa yang belum konsisten akan saya revisi measurable nya, yaitu jam aktivitasnya lebih dilonggarkan lagi. Selain itu ada penambahan point yaitu membahas dan mereview perkembangan anak-anak dan family strategic planning bersam suami minimal 1 minggu sekali.

Dalam Nice Homework3# yaitu Membagun Peradaban dari Dalam Rumah bahwa misi hidup saya adalah sebagai home educator yang dapat memberi manfaat tidak hanya didalam keluarga tetapi juga kepada banyak orang. Memang dalam komunitas yang saya ikuti ada beberapa fasilitator yang membuat saya terinspirasi akan semua aktivitasnya baik di intern memanage keluarga maupun ekstern menebar kebermanfaatan kepada orang lain. Maka dari itu saya akan mantapkan lagi bahwa

Misi hidup saya adalah : Menebarkan manfaat kebaikan
Dalam bidang : Pendidikan Ibu dan keluarga berdasarkan Al-Quran
Peran : Home Educator

Agar misi hidup yang saya tuliskan diatas berjalan sesuai yang diinginkan, maka ada ilmu-ilmu penunjang yang harus dipelajari, yaitu sebagai berikut :
  1. Ilmu tentang pengasuhan anak (Fitrah Based Education)
  2. Ilmu tentang Manajemen pengelolaan diri dan keluarga
  3. Ilmu tentang minat dan bakat (Talent Mapping)
  4. Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang 
  5. Ilmu-ilmu dalam IIP (Ilmu Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, Bunda Shaleha)
 Untuk memandu setiap perjalanan kita untuk menjalankan misi hidup diperlukan milestone atau perencanaan waktu dalam menuntut ilmu tersebut yaitu sbb:
  1. KM 0 - KM 1 (tahun pertama) : Menguasai ilmu tentang pengasuhan anak (parenting), strateginya strateginya, membaca buku FBE, membaca buku pendidik rumahan, mengikuti kajian/seminar parenting, mengikuti kelas Bunda Sayang di IIP, dll. Membaca buku parenting minimal seminggu 3 kali selama 30 menit, mengikuti kajian/seminar parenting minimal 2 bulan sekali.
  2. KM 1 - KM 2 (tahun kedua) : menguasai ilmu tentang Manajemen pengelolaan diri dan keluarga, strateginya mempelajari tentang manajemen waktu, manajemen financial keluarga, kesehatan keluarga, self healing dll. Mengikuti kelas Bunda Cekatan di IIP
  3. KM 2 - KM 3 (tahun ketiga) : menguasai ilmu tentang minat dan bakat, strateginya membaca buku Talent Mapping, mengikuti seminar talent mapping dan mengaplikasikannya bersama keluarga, menigikuti kelas menulis, mengikuti kelas Bunda Produktif. Membaca buku minimal seminggu 3 kali selama 30 menit
  4. KM 3 - KM 4 (tahun keempat) : sharing bersama komunitas,mengikuti kelas Bunda Sholeha di IIP. 
Tebel Checklist Indikator Profesionalisme akan ada penambahan di point peran sebagai individu, yaitu membaca buku minimal seminggu 3 kali selama 30 menit dan mengikuti kajian/seminar minimal 2 bulan sekali. Buku yang dibaca dan kajian yang diikuti temanya disesuaikan berdasarkan milestone yang sedang dijalankan.

Semoga Allah mudahkan dalam menjalankan misi hidup kita sehingga dapat menebarkan kebermanfatan untuk orang lain. Semoga bisa istiqomah, intinya do it.. do it.. do it... :)















Jumat, 15 Februari 2019

Dwi Risnawati_NHW#3

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 7

NICE HOME WORK#3 "MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH"




Menurut Ustadz Harry Santosa di buku Fitrah Based Education. peran peradaban individual adalah Rahmatan lil ‘aalamiin dan Bashiro wa nadziiro, sementara peran peradaban komunal adalah Khairu Ummah dan Ummatan Wasathon. Untuk bisa memenuhi kriteria peran peradaban ini, maka misi penciptaan (mission of life) haruslah juga menjadi misi peradaban. Untuk itulah, setiap manusia diciptakan Allah SWt di muka bumi.
“Katakanlah tiap tiap orang itu beramal menurut Syaqilah (bakat pembawaannya) masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui orang yang lebih benar dan lebih tepat jalan yang ditempuhnya.” – Q.S Al-Israa : 84 –

Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya. Rumah adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana Ayah dan Bunda diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak. Pada pekan ini di IIP akan mengerjakan NHW #3 yaitu Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah dengan mengetahui dan menggali apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi, selain itu juga untuk memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" kita di muka bumi ini, karena pada dasarnya Allah menciptakan kita di dunia ini untuk menjalankan peran spesifiknya, setiap manuasia punya misi penugasan, punya The Mission of Life.

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda, berikut ini adalah langkah-langkan beserta jawaban saya dalam mengerjakan NHW3 yaitu sbb :

Pertama 

Temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih "dia untuk menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya?

Di NHW#3 ini ditugaskan untuk membuat surat cinta ke pak suami, surat cinta yang memiliki alasan kuat bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak kita. Duh ini yang bikin dag dig dug, karena selama ini tidak pernah kasih surat cinta dan semenjak kenal dengan suami tidak terbiasa memuji dan memberikan kata-kata romantis, selama ini hanya perhatian yang mengarah ke action saja hihihi... Dan akhirnya pun memberanikan diri untuk memberikan surat cinta via Whatsapp, memang suami ini tipenya humoris dan suka ngelucu jadi balasannya ya bikin ketawa ngikik wkwkwk.. begini jawaban si Pak suami:

Suami : "Besok-besok beli lele di tukang sayur itu lagi ya, kayaknya lelenya dikasih makanan organik
Saya : hmmm.. lele? kenapa enak ya lelenya? perasaan sama aja, kok kamu tau makanannya organik? (sambil mikir keras)
Suami : Ya kamu bisa jadi berubah begitu abis makan lele (emot ketawa)
Suami : love you too (emot kiss)

Hahaha sesimple itu, tapi membuat hati ini berbunga-bunga sambil ketawa ngikik...mungkin dia heran istrinya yang pendiam dan kaku ini kok tiba-tiba membuat surat cinta segala. Sepulang kerja pak suami bawakan oleh-oleh cilok kesukaan dan langsung nyuci pakaian di lantai 2 (memang menyuci adalah pembagian tugas domestik yang dilakukan suami di keluarga kami) sambil menunggu saya menggoreng lele dan tempe crispy kesukaannya untuk makan malam.

Saya yang kaku dan pendiam sangat berbeda dengan suami yang humoris, umtuk itulah Allah melengkapinya dengan pernikahan ini. Dahulu sebelum bertemu dengan suami, saya bekerja di perusahaan perbankan, setelah menikah  kemudia suami pun pindah ke perusahaan perbankan juga namun beda brand, alhamdulillah setelah suami hijrah dia sebagai pioneer dan praktisi hijrah dari riba di keluarga besar kami, mungkin itulah takdir Allah, suami sebagai pembawa perubahan.

Kedua

Lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini?
Kekuatan potensi saya adalah seorang :
  1. Learner (pembelajar), saya suka belajar ilmu-ilmu yang menunjang pada kehidupan keseharian saya,  lau saya dokumentasikan ke dalam tulisan yang nantinya akan saya share (bisa share di media sosial atau pun sesi kumpul-kumpul bersama teman) #dikondisikan.
  2. Analyst (suka dengan angka dan data) kurang yakin akan sesuatu yang sifatnya intuitif
  3. communicator (senang mengkomunikasikan sesuatu yang sederhana menjadi menarik)
  4. Administrator (suka dengan keteraturan dan terencana)

Ketiga

Lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapakita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

Berhubung saya mempunyai dua anak, berikut ini saya list potensi kekuatan pada diri mereka 
1. Argha (laki-laki usia 6 tahun 4 bulan) 
  • Menggambar dan mewarnai
  • Empati (contohnya suka dengan binatang, selalu mengumpulkan tulang ikan dan ayam untuk memberi makan kucing, suka mengumpulkan siput, capung dan memelihara ikan & kelinci, mengingatkan ayahnya untuk tidak merokok, mengingatkan ibunya untuk tidak makan pedas)  
2. Wafa (perempuan usia 2 tahun 2 bulan)
  • Percaya diri (tidak malu), mudah bersosialisai
  • Energic dan suka Menyanyi
Dengan melihat kekuatan potensi diatas, bismillah semoga tidak salah membaca kehendak Allah bahwa kehadiran diri saya di tengah-tengah keluarga adalah untuk/sebagai :
  
 Educator, family mission and regenaration builder

Memainkan peran mendidik generasi, menjalin hubungan dan relasi cinta yang baik dengan anak dan pasangan, membangun gairah untuk selalu belajar dan belajar lagi dalam hal sekecil apapun, membangkitkan gairah cinta pada sang Pemilik Kehidupan (gairah keimanan), membangkitkan cinta pada buku yang akan menghasilkan banyak ilmu pengetahuan (educator family), membangun kepedulian terhadap sesama ciptaan Allah baik kepada sesama manusia, hewan, tumbuhan maupun elemen yang di sekitar kita.

Keempat

lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini, mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini?

Home Educator
Dilatar belakangi oleh kondisi lingkungan dimana ibu-ibu ditempat saya tinggal lebih banyak bekerja/sebagai wanita karir yang waktunya banyak dihabiskan di luar rumah, sedangkan anak-anaknya dititipkan kepada sang pengasuh anak yang bila dilihat dari segi pendidikan belum maksimal untuk didelegasikan. Akibatnya banyak anak-anak yang fitrahnya terciderai. Berhubung saya tergabung dalam komunitas HEbAT (Home Education based on Akhlak and Talent) dan tentunya tergabung di IIP yg super keren ini untuk itu Saya berkeinginan sekali kedepannya dapat mensyiarkan pendidikan Home Education (HE) dan Fitrah based Education (FBE) dilingkungan kami tinggal. Selain itu saya juga berkeinginan untuk mempunyai taman baca atau perpustakaan mini di rumah yang bisa dinikmati oleh anak-anak/warga di lingkungan kami tinggal.

Changemaker
Peran menyeru kebenaran dan menegakkan kalimatullah, membangkitkan gairah pantang menyerah melakukan perubahan yang Allah ridha, seperti menyerukan untuk berhijab, mengutamakan Allah (Tauhid), tidak melakukan ibadah yang syubhat/bid'ah, meninggalkan riba dll.

Semoga dengan berawal memahami peran spesifik diri sendiri dan keluarga dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalan Allah dan mengharap ridha Allah. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita.
 
It Takes a Village to Raise a Child
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak


Sumber:Ibu Profesional

Jumat, 08 Februari 2019

Dwi Risnawati_NHW#2

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 7

Nice Home Work#2" Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan"







Bismillahirrohmanirrohiim,
Setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional kebanggaan keluarga, tibalah saatnya pekan ini di IIP untuk mengerjakan NHW2. Pada NHW2 ini akan belajar membuat Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan yang terdiri dari 3 peran antara lain peran sebagai individu, sebagai istri dan sebagai ibu. Hal ini perlu dilakukan interview kepada suami dan anak-anak karena jawaban-jawaban mereka adalah sebagai referensi pembuatan checklist ini. Setelah berdiskusi dengan suami dan anak-anak, indikator istri dan ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia, berikut ini tabel checklist yang nantinya akan saya jalani dengan konsisten demi tercapainya perbaikan diri dan terciptanya rumah yang harmonis dan bahagia.

Tabel Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan


PERAN
NO
INDIKATOR
Specifik
Measurable
Achievable
Realistic
Timebond
Sebagai Individu
1.
Sholat diawal waktu
Dilakukan maksimal 15 menit setelah azan
Membuat managemen waktu agar waktu sholat tidak pas di tengah-tengah berkegiatan, Insya Allah bisa
Wajib dilakukan agar pahala sholat sempurna
setiap sholat dilatih selama 3 bulan hingga menjadi terbiasa
2.
Membaca buku dan latihan menulis
30 menit senin-jumat jam 10.00
Setiap hari dilatih selama 2 bulan, insya Allah bisa
Hobi, dan memberi teladan pada anak agar cinta buku
1 buku minimal selesai dalam 2 minggu
3.
Me time dengan bertahajud dan membaca Al Quran
Min 2 rakaat jam 03.00 dan 2 ‘ain/4 halaman dalam 1 hari
Insya Allah bisa dengan tidur dari pukul 09.00
Amalan yang penting untuk bonding ke Maha pencipta
Setiap hari selama 3 bulan lanjut untuk menghafal
Sebagai istri
1.
Sudah mandi, wangi, cantik sebelum suami pulang kerja dan menyambut suami serta menyuguhkan keperluan suami setelah pulang kerja
Minimal beberes jam 16.00-17.00
Tidak terlalu sulit, menciptakan habbit yang teratur
Membangun kecintaan suami
Setiap hari dilatih selama 3 bulan
2.
Bangun lebih awal dari suami untuk memenuhi kebutuhannya sebelum berangkat kerja
Jam 04:30-05.00
Insya Allah bisa demi mendapat ridho suami
Membangun kecintaan suami
Setiap hari dilatih selama 2 bulan
Sebagai Ibu
1.
No gadget saat membersamai anak-anak
Menyelesaikan urusan yang membutuhkan gadget minimal 5 menit sebelum membersamai anak-anak
Insya Allah bisa, terjun langsung bersama anak
Bukan hanya menemani tapi fokus hadir di jiwa anak
Setiap hari dilatih selama 2 bulan
2.
Membuat ice cream/sup buah dan camilan seminggu 2x
Setiap Rabu dan sabtu
Insya Allah bisa, agar anak tidak jajan diluar
Anak-anak antusias membantu membuat makanan kesukaannya
Dilatih selama 2 bulan




3.
Membacakan buku cerita/buku-buku yang anak-anak suka
Jam 20.30-21.00
Insya Allah bisa agar menumbuhkan anak suka membaca
Melatih anak cinta buku dan membangun bonding ke anak
Setiap hari dilatih selama 3 bulan


Semoga tabel cheklist ini dapat saya jalani dengan konsisten dan istiqomah demi tercapainya perbaikan diri menuju lebih baik dan dicintai keluarga, aamiin...

Jumat, 01 Februari 2019

Dwi Risnawati_NHW#1

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 7

Nice Home Work1 "Adab sebelum Ilmu"

Sedikit sharing, dahulu, saya dan suami bekerja di perusahaan bank konvensional, semenjak ikut kajian di tahun 2015 kami menyadari kesalahan kami bahwa ada unsur ribawi dalam penghasilan kami. Sejak itu kami memutuskan berhijrah untuk mencari penghasilan yang diridhai Allah. Kami memutuskan untuk resign secara bergantian, yang pertama suami resign dan qadarullah menganggur sampai 8 bulan, membuat keuangan kami serba minus dan memotivtasi saya untuk berjualan apa saja yang bisa dijual. Lalu setelah anak kedua kami lahir barulah saya menyusul untuk resign dan fokus untuk di rumah, membersamai ananda dan suami, memenuhi fitrahnya seorang muslimah yang taat.

Berhubung rumah kami sudah tiga kali dimasuki maling, maka dua minggu setelah melahirkan anak kedua, kami memutuskan pindah ke Depok, untuk menempati rumah kami yang dari 2012 belum full ditempati, selama ini ditempati hanya hari Sabtu dan Ahad dikarenakan Senin sampai Jumat adalah office hour jadi selama itu pula kami tinggal di rumah orangtua kami di Jakarta. Dulu saat tinggal di rumah orangtua, saya terbiasa ada si mbak yang membantu pekerjaan rumah dan ada pengasuh untuk anak, setelah pindah ke Depok saya melakukan semua hal itu sendirian, hal itu membuat saya mengalami Baby Blues atau stress pasca melahirkan, akibatnya air asi saya kering tidak mau keluar. Ditambah lagi dengan kelakuan anak kami yang luar biasa membutuhkan kesabaran ekstra. Anak pertama kami yang haus akan perhatian, adalah salah satu dampak dari kedua orangtua nya bekerja di ranah publik (dahulu saat saya masih bekerja) dan kehadiran adik kecilnya yang baru saja lahir. Sikap tantrum, susah diatur dan mencari-cari perhatian sudah menjadi aktivitas sehari-hari. Setiap hari saya selalu emosi dan marah-marah.

Al-ummu madrasatul uula, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ia membawa peran penting dalam kehidupan, jika ia salah dalam mendidik dan menanamkan akhlak pada anak, tentu menjadi awal kehancuran generasi berikutnya.

Ibu harus memiliki bekal ilmu, bekal hidup dan mengintropeksi diri. Bahkan untuk menjadi seorang ibu perlu persiapan sejak dini dimulai sejak menentukan calon suami. Tugas seorang ibu ini bukan pekerjaan yang mudah, harus melibatkan pemahaman akan tugas menjadi ibu secara keseluruhan. Akan banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dan membutuhkan kerjasama yang baik sehingga dapat menjalaninya dengan baik. Tentunya kerjasama ini perlu dikomunikasikan dengan suami. Agar dapat mendidik anak, termasuk memperhatikan kesehatan rohanidan jasmani anak, ibu perlu memahami berbagai pengetahuan umum yang mendukung.

Hal inilah yang melatar belakangi saya untuk menekuni ilmu parenting dengan berliterasi/penulis di Universitas  kehidupan ini. Tentunya selain jadi Mominterpreneur ala ala yang sudah saya tekuni semenjak saya resign hehehe..

Saya mulai intropeksi diri dengan mengikuti kajian-kajian muslimah yang berkaitan seputar Ibu dan pengasuhan serta bergabung pada komunitas parenting Fitrah based Education(FBE). Strategi saya kedepannya saya ingin banyak berkontribusi di komunitas dan turut serta mensyiarkan Fitrah based Education melalui berliterasi. Agenda kedepan saya mengikuti workshop FBE dan mengikuti bedah buku FBE. Mengikuti program Madrasah Al Walid dan Walidah di komunitas, yaitu kegiatan merancang peran peradaban islam dari rumah. Harapan kedepannya melalui ilmu ini selain untuk keluarga sendiri dapat bermanfaat juga membantu ayah bunda yang masih buta menangani problematika pengasuhan yang notabene nya dari berbagai budaya, kebiasaan dan latar belakang ilmu yang berbeda dan tentunya insya Allah akan membawa pahala jariah kita mengalir terus. Menjadi teman belajar, menjadi teman tumbuh, memindahkan fokus dari apa yang kita miliki, apa yang telah kita jalani, menjadi apa yang dapat kita berikan kepada orang lain.

Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, dalam proses mencari ilmu ada perubahan sikap yang saya perbaiki antara lain :
1. Menimba ilmu tidak semata-mata ingin mendapatkan ilmu tetapi juga mengamalkan ilmu tersebut, 2. Mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, datang lebih awal
3. Menghindari sikap yang merasa sudah lebih tahu dan lebih paham
4. Tidak memotong pembicaraan orang lain ketika sedang berdikusi