Jumat, 15 Februari 2019

Dwi Risnawati_NHW#3

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 7

NICE HOME WORK#3 "MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH"




Menurut Ustadz Harry Santosa di buku Fitrah Based Education. peran peradaban individual adalah Rahmatan lil ‘aalamiin dan Bashiro wa nadziiro, sementara peran peradaban komunal adalah Khairu Ummah dan Ummatan Wasathon. Untuk bisa memenuhi kriteria peran peradaban ini, maka misi penciptaan (mission of life) haruslah juga menjadi misi peradaban. Untuk itulah, setiap manusia diciptakan Allah SWt di muka bumi.
“Katakanlah tiap tiap orang itu beramal menurut Syaqilah (bakat pembawaannya) masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui orang yang lebih benar dan lebih tepat jalan yang ditempuhnya.” – Q.S Al-Israa : 84 –

Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya. Rumah adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana Ayah dan Bunda diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak. Pada pekan ini di IIP akan mengerjakan NHW #3 yaitu Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah dengan mengetahui dan menggali apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi, selain itu juga untuk memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" kita di muka bumi ini, karena pada dasarnya Allah menciptakan kita di dunia ini untuk menjalankan peran spesifiknya, setiap manuasia punya misi penugasan, punya The Mission of Life.

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda, berikut ini adalah langkah-langkan beserta jawaban saya dalam mengerjakan NHW3 yaitu sbb :

Pertama 

Temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih "dia untuk menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya?

Di NHW#3 ini ditugaskan untuk membuat surat cinta ke pak suami, surat cinta yang memiliki alasan kuat bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak kita. Duh ini yang bikin dag dig dug, karena selama ini tidak pernah kasih surat cinta dan semenjak kenal dengan suami tidak terbiasa memuji dan memberikan kata-kata romantis, selama ini hanya perhatian yang mengarah ke action saja hihihi... Dan akhirnya pun memberanikan diri untuk memberikan surat cinta via Whatsapp, memang suami ini tipenya humoris dan suka ngelucu jadi balasannya ya bikin ketawa ngikik wkwkwk.. begini jawaban si Pak suami:

Suami : "Besok-besok beli lele di tukang sayur itu lagi ya, kayaknya lelenya dikasih makanan organik
Saya : hmmm.. lele? kenapa enak ya lelenya? perasaan sama aja, kok kamu tau makanannya organik? (sambil mikir keras)
Suami : Ya kamu bisa jadi berubah begitu abis makan lele (emot ketawa)
Suami : love you too (emot kiss)

Hahaha sesimple itu, tapi membuat hati ini berbunga-bunga sambil ketawa ngikik...mungkin dia heran istrinya yang pendiam dan kaku ini kok tiba-tiba membuat surat cinta segala. Sepulang kerja pak suami bawakan oleh-oleh cilok kesukaan dan langsung nyuci pakaian di lantai 2 (memang menyuci adalah pembagian tugas domestik yang dilakukan suami di keluarga kami) sambil menunggu saya menggoreng lele dan tempe crispy kesukaannya untuk makan malam.

Saya yang kaku dan pendiam sangat berbeda dengan suami yang humoris, umtuk itulah Allah melengkapinya dengan pernikahan ini. Dahulu sebelum bertemu dengan suami, saya bekerja di perusahaan perbankan, setelah menikah  kemudia suami pun pindah ke perusahaan perbankan juga namun beda brand, alhamdulillah setelah suami hijrah dia sebagai pioneer dan praktisi hijrah dari riba di keluarga besar kami, mungkin itulah takdir Allah, suami sebagai pembawa perubahan.

Kedua

Lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini?
Kekuatan potensi saya adalah seorang :
  1. Learner (pembelajar), saya suka belajar ilmu-ilmu yang menunjang pada kehidupan keseharian saya,  lau saya dokumentasikan ke dalam tulisan yang nantinya akan saya share (bisa share di media sosial atau pun sesi kumpul-kumpul bersama teman) #dikondisikan.
  2. Analyst (suka dengan angka dan data) kurang yakin akan sesuatu yang sifatnya intuitif
  3. communicator (senang mengkomunikasikan sesuatu yang sederhana menjadi menarik)
  4. Administrator (suka dengan keteraturan dan terencana)

Ketiga

Lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapakita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

Berhubung saya mempunyai dua anak, berikut ini saya list potensi kekuatan pada diri mereka 
1. Argha (laki-laki usia 6 tahun 4 bulan) 
  • Menggambar dan mewarnai
  • Empati (contohnya suka dengan binatang, selalu mengumpulkan tulang ikan dan ayam untuk memberi makan kucing, suka mengumpulkan siput, capung dan memelihara ikan & kelinci, mengingatkan ayahnya untuk tidak merokok, mengingatkan ibunya untuk tidak makan pedas)  
2. Wafa (perempuan usia 2 tahun 2 bulan)
  • Percaya diri (tidak malu), mudah bersosialisai
  • Energic dan suka Menyanyi
Dengan melihat kekuatan potensi diatas, bismillah semoga tidak salah membaca kehendak Allah bahwa kehadiran diri saya di tengah-tengah keluarga adalah untuk/sebagai :
  
 Educator, family mission and regenaration builder

Memainkan peran mendidik generasi, menjalin hubungan dan relasi cinta yang baik dengan anak dan pasangan, membangun gairah untuk selalu belajar dan belajar lagi dalam hal sekecil apapun, membangkitkan gairah cinta pada sang Pemilik Kehidupan (gairah keimanan), membangkitkan cinta pada buku yang akan menghasilkan banyak ilmu pengetahuan (educator family), membangun kepedulian terhadap sesama ciptaan Allah baik kepada sesama manusia, hewan, tumbuhan maupun elemen yang di sekitar kita.

Keempat

lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini, mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini?

Home Educator
Dilatar belakangi oleh kondisi lingkungan dimana ibu-ibu ditempat saya tinggal lebih banyak bekerja/sebagai wanita karir yang waktunya banyak dihabiskan di luar rumah, sedangkan anak-anaknya dititipkan kepada sang pengasuh anak yang bila dilihat dari segi pendidikan belum maksimal untuk didelegasikan. Akibatnya banyak anak-anak yang fitrahnya terciderai. Berhubung saya tergabung dalam komunitas HEbAT (Home Education based on Akhlak and Talent) dan tentunya tergabung di IIP yg super keren ini untuk itu Saya berkeinginan sekali kedepannya dapat mensyiarkan pendidikan Home Education (HE) dan Fitrah based Education (FBE) dilingkungan kami tinggal. Selain itu saya juga berkeinginan untuk mempunyai taman baca atau perpustakaan mini di rumah yang bisa dinikmati oleh anak-anak/warga di lingkungan kami tinggal.

Changemaker
Peran menyeru kebenaran dan menegakkan kalimatullah, membangkitkan gairah pantang menyerah melakukan perubahan yang Allah ridha, seperti menyerukan untuk berhijab, mengutamakan Allah (Tauhid), tidak melakukan ibadah yang syubhat/bid'ah, meninggalkan riba dll.

Semoga dengan berawal memahami peran spesifik diri sendiri dan keluarga dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalan Allah dan mengharap ridha Allah. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita.
 
It Takes a Village to Raise a Child
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak


Sumber:Ibu Profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar